Rabu, 24 Agustus 2011

Gap Lulusan PT dan Dunia Kerja


Kank ,masih banyaknya pengangguran dari lulusan perguruan tinggi,membuat kami orang tua cemas ,biaya yang dikeluarkan tidak sedikit sebenarnya apa yang terjadi ...?

Bagi dunia usaha target rekrutmen karyawan adalah mendapatkan tenaga kerja (talenta) yang andal dan memiliki dedikasi tinggi. Kebutuhan ini tidak mungkin dipenuhi 100 % oleh lulusan perguruan tinggi.Mengingat budaya kerja setiap perusahaan itu berbeda satu sama lain baik dari stuktur organisasinya,manajemen operasional nya,sampai filosofi nilai unggul di perusahaan itu. Dapat dipastikan Perguruan tinggi mengajarkan hal bersifat generic knowledge dan tidak mungkin memperkenalkan semua kebutuhan perusahaan tersbut.

Ambil contoh Lulusan Fakultas Ekonomi yang memasuki industry perbankan,kebanyakan lulusan belum memiliki hard skill yang dibutuhkan industry itu. Seperti; pengenalan produk produk produk perbankan,persaiangan pasar,dan risk management bank.Sehingga perbankan harus menyiapkan berbagai program diklat untuk lulusan baru melalui on job training dalam waktu yang tidak sedikit. Diklat ini nampaknya untuk mengatasi kesenjangan antara knowledge dan knowhow praktis karyawan baru serta tanggung jawabnya.

Sementara itu hard skill saja tidak cukup untuk menjadi karyawan handal dalam suatu perusahaan dibutuhkan soft skill’.Sedangkan Soft skill yang dibutuhkan perusahaan; communication skill ,leadership, pay attention to detail ,desire for change, commitment to work, management skill and responsibility. Terkait dengan integrity ,competences and leadership beberapa perusahaan bekerja sama dengan lembaga militer untuk membanggun ketangguhan karyawan barunya terutama sikap mental nya.

Guna menyiasati hal ini sebaiknya sejak mahasisawa tidak cukup hanya menjadi mahasiswa murni alias kupu –kupu (kuliah pulang ). Melainkan sejak dini mengembangkan potensi kepribadaian melalui organisasi,bekerja part time/full time serta mengikuti program magang. Dengan demikian mahasiswa sudah terbiasa dengan budaya kerja pada suatu perusahaan.

Sementara itu kampus sebaiknya juga mengembangkan “kurikulum aplikatif nya’ seperti pengembangan soft skill ,pengembangan diri ,serta pengembangan wawasan profesionalitas.Sedangkan kemampuan kognitif yang diharapkan dari kegiatan ini mahasiswa memiliki kecakapan analisa dan problem solving. Kemampuan emosi dapat mengendalikan diri bekerja sama dan kematangan pribadi . Kemampuan social meliputi negosiasi ,adaptasi dan team work. Kemampuan komunikasi (ragam bahasa ) untuk presentasi,diskusi ,serta ICT serta menyusun resume. Dan kemampuan tangguh dalam bersaing untu mencapai achievement. Sehingga mahasiswa mengalami sendiri situasi yang membangun kompetensi diri.Mahasiswa harus rajin mengikuti carer day,recrutmen in campus ,mock interview ,internship (on job training ),dan segala macam aktivitas kampus yang berhubungan dengan dunia industry.

Masih banyaknya perusahaan yang mengeluh tentang mutu lulusan perguruan tinggi yang tak sesuai denagan kebutuhan perusahaan.Juga banyaknya lulusan perguruan tinggi yang tidak dapat menempuh karir linear pada dunia kerja atau bekerja tidak sesuai latar belakang pendidikan nya . Semestinya membuat mahasiswa mempersiapkan diri kompetensi diri sejak dini.

Paradigma kuliah harus segera diubah termasuk paradigma orang tua terhadap aktivitas perkuliahan anaknya..


Senin, 22 Agustus 2011

Kompetensi Akademik & Soft Skill,Kepala Sekolah.


“Kank ,banyak Kepala Sekolah lulusan S2 yang kadang tidak mencerminkan perilaku intelektualitasnya dalam mendidik dan mengelola sekolah ,apa sebenarnya yang terjadi..?”.pertanyaan ini diajukan pendengar RRI saat saya Siaran PENDIDIKAN &PENGEMBANGAN SDM.

Sederhananya semakin tinggi ilmu yang dimiliki seseorang semakin bijak perilakunya.Kecakapan akademik yang didapat dari program S2 bukan cuma aneka konsep pengetahuan melainkan juga nilai perilaku yang tercermin dari sikapnya dalam keseharian .Life skill.

Sedangkan indikator soft skill yang semestinya dimiliki oleh lulusan S2 dengan berbagai pengalaman dan pelatihan adalah sebagai berikut.

Leadership

Kemampuan mengkomunikasikan visi dan misi sekolah guna peningkatkan mutu pendidikan. Menjabarkan visi dan misi secara relaitas mudah dilaksanakan oleh semua pihak.Memberikan keteladanan dalam menjalankan visi dam misi sekolah sehingga menjadi school culture dimana kepela sekolah tersebut bertugas.Tegas dan tidak pilih kasih dalam menegakkan aturan.

Open Minded

Memiliki kesedian untuk diakses oleh siapa saja termasuk orang tua siswa terutama dalam hal segala macam transparansi dan informasi sekolah .Kesedian untuk mendengarkan dan menghargai pendapat orang lain.kemampuan mengelola team work untuk kemajuan dan kepentingan terbaik siswa.Memiliki kecepatanggapan dalam merespon persoalan sekaligus dan memberikan jalan keluar.

Adaptation skill.

Kemampuan untuk beradaptasi sehingga kehadirannya diterima oleh semua pihak.Sehingga ketika hendak melakukan perubahan denagan ide ide kemajuan team guru dapat menerima dengan baik.Memiliki emotional intelligent yang memadai dalam menghadapi berbagai intrik dan konflik ,memiliki kecakapan negoisasi dan tahan terhadap tekanan pekerjaan dan target.

Expert Management Skill


Kecakapan menjerial diwujudkan dengan kemampuan menyusun perencanaan penyelenggaraan sekolah yang implementatif dan bermanfaat.Sekaligus mengevaluasi hasil implementasi yang diperoleh sesuai dengan visi misi sekolah. Serta kemampuan menyakinkan pihak stake holder guna memberikan dukungan.Dinamika kegiatan sekolah terukur dengan partisipasi aktif semua pihak (guru,tenaga kependidikan dan siswa) dengan dukungan wali murid dan masyarakat.

Good decision maker.

Kemampuan kepala sekolah dalam mengelola guru dan staf dalam rangka pengikatan SumberDaya Manusia secara optimal .Termasuk kecakapan pengambilan keputusan pemberian kesempatan pada para pendidik dan tendik untuk mengasah kemampuan diri dan mengembangkan karir secara fairness dan accountable .menciptakan kepuasan tendik dan tenaga kependidikan terhadap kebijakan kepala sekolah .Sehingga pencapaian prestasi para guru memiliki daya saing.


Inilah beberapa kecakapan dasar soft skill Kepala Sekolah apalagi yang sudah lulus S2..!



Sabtu, 20 Agustus 2011

Mengubah Budaya Sekolah ,Manajemen Perilaku Praktis



Kank saya sudah setahun ini menjadi kepala sekolah dimana mutu SDM gurunya sulit diajak maju dan tidak kompak .Ini budaya warisan yang sudah turun temurun jadi sangat sulit merubahnya…?”


“…….dan berbantahlah dengan mereka melalui cara yang lebih baik.Sesungguhnya Tuhanmu lebih mengetahui orang orang yang sesat dijalanNya.Dan Dia lebih mengetahui orang yang mendapat petunjuk . Qs. An Nahl 125.


Jika anda ingin mengubah budaya sekolah yang sudah mengakar maka anda harus memiliki komitmen yang kuat,dedikasi dan spirit serius untuk mengubah mentalitas itu.Sebagai Kepala Sekolah memiliki kewenangan untuk tegas dalam share on the vision bagi kemajuan sekolah . namun sebelum menggunakan kewenangan tegas ada baiknya pedekatan persuasive dilakukan terlebih dahulu. Yakinlah bahwa tidak semua guru suka pada kondisi yang negative sebagian dari mereka butuh pendorong . “You make the world abetter place by making yourself a better person. Scoot Sorrel

Pertama :Niat Membaja


Ukuran kekuatan niat terletak pada kegigihan anda berjuang tanpa mengenal lelah untuk menentukan arah perubahan budaya sekolah secara jelas .Seperti :
1. Membuat mutu lulusan menjadi lebih baik.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kegiatan yang sudah mendulang prestasi siswa dan guru.
3. Membangun citra sekolah yang lebih baik.
4. Menciptakan lingkungan kerja yang kondusif .

Anda harus tahu kemana membawa sekolah lebih baik dan lebih maju .

Kedua : Langkah Awal

Anda harus dapat menentukan langkah awal arah dan keinginan mengubah iklim kerja di sekolah anda;

1. Ajak para guru melihat kondisi saat ini selanjutnya bandingkan jika idea anda tercapai..
2. Ajak para guru berdialog untuk menentukan apa yang harus diubah.
3. Ajak para guru memutuskan perilaku yang harus dihentikan dan dimulai
4. Dengarkan pendapat/keluhan mereka terhadap rintangan dan tantangan yang bakal dihadapi.
5. Segera lakukan perbaikan


Orang mukmin merupakan cermin bagi orang mukmin lainnya ,apabila terlihat padanya suatu cacat ,maka ia segera memperbaiki”. HR Muslim .



Yang terakhir adalah tindakan yang anda lakukan harus secara terlihat nyata akan konsistensi terhadap komitmen perubahan . Ucapan anda harus berartikulasi untuk membangkitkan mempengaruhi ,memotivasi dan setiap kalimat yang anda ucapkan bisa membuat kesadaran arti perbedaan.

Jumat, 19 Agustus 2011

The Master Teacher ( Bekal di Mulia kan Tuhan)


Hampir dua puluh tahun penulis terjun dalam dunia pendidikan masyarakat.Mulai dari pelopor masyarakat peduli pendidikan ,manajer radio ,bahkan beberapa tahun terlibat secara aktif memberikan diklat kepada guru hingga aparatur pemerintah serta sebagai konsultan untuk membantu program sekolah unggulan .Dunia pendidikan formal tepatnya bagi guru lebih banyak disemarakkan dengan glamournya berbagai diklat,seminar dan workshop mulai dari pengembangan kompetensi,peningkatan ketrampilan mengajar,hingga pelatihan ICT.Meskipun demikian hasilnya belum secara significant dirasakan oleh siswa dan masyarakat.



Patut disadari tidak ada yang salah dengan diklat dan sejenisnya untuk pengembangan SDM guru jika semua ilmu yang diajarkan dapat di implementasikan saat kembali ke sekolah masing masing.Meskipun itu semua merupakan rangkaian proses yang harus dilewati secara konsisten ,akurat dan berkesinambungan.Sedangkan “Energi” yang didapat dari berbagai pelatihan semestinya dapat terus berkobar melalui beberapa tahap berikut ini.


Optimisme

Ajaklah manusia kejalan Tuhanmu denagan cara yang Hikmah dan nasehat yang baik”. QS. An Nahl 125.


Makna hikmah menurut Ar Raghib Al Afshani adalah nama himpunan pengetahuan ucapan & perbuatan yang mengarah pada perbaikan keadaan dan keimanan manusia secara berkesinambungan.


Optimisme dalam mengimplementasikan ilmu yang dimiliki dengan hikmah akan memancarkan aura yang menyenangkan setiap saat dimanapun kita berada.Pribadi guru yang menyenangkan akan memberikan daya pikat dan daya tarik sangat besar kepada setiap orang yang berhubungan dengannya termasuk siswa dan rekan sejawat.Kekuatan penyampaian hikmah menghasilkan optimisme yang memberikan pengaruh positif bagi orang yang berada di sekeliling maupun diri sendiri.Sehingga antusiasme muncul tanpa kita sadari mendukung efektifitas kegiatan belajar mengajar.


Belajar Tanpa Batas

Allah akan mengangkat orang orang yang beriman dan berilmu diantara kamu dengan beberapa derajat . QS Al Mujadalah. 11.


Guru adalah cermin bagi siswanya,jika guru berharap siswanya memiliki motivasi tinggi dalam belajar guru semestinya memiliki motivasi belajar yang tinggi terlebih dahulu,guru adalah pembelajar sejati.Dalam arti bahwa dalam periode tertentu guru harus menyediakan waktu untuk meng upgrade diri . apakah itu pendidikan formal melanjutkan kuliah ataupun ikut berbagai diklat ,pecandu buku ,ikut bebagai seminar ,belanja ilmu pengetahuan sampai mengasah ketrampilan menggunakan ICT

Semangat Pelayanan.

Nabi Muhammad SAW bersabda: sesungguhnya hubunganku dengan kamu adalah seperti hubungan ayah dan anaknya ,aku mengajar kamu . HR. Ibnu Majah .


Sesungguhnya profesionalitas guru bukan terletak pada besarnya tunjangan profesi melainkan pada penghayatan dan pengamalan ruh mendidik seutuhnya.Kepuasan bekerja akan terasa sebagai suatu kemenangan tertinggi manakala berhasil membangkitkan semangat ber prestasi pada siswa dan membuat siswanya menjadi lebih bahagia. Dengan kata lain.memiliki mental untuk selalu memberikan yang terbaik kepada setiap siswanya. Lantaran disebut guru karena memiliki siswa.
.


Sinergi

Duduklah bersama orang –orang besar ,bertanyalah kepada orang-orang pandai dan bergaulah dengan orang yang berhikmah’. HR Thabarani.


Seorang guru yang telah berhasil menumbuh kembangkan perubahan kompetensi dan sikap siswa akan menimbulkan kepercayaan bagi masyarakat,orang tua dan siswa. Kepercayaan masyarakat adalah merupakan ketulusan hati berlandaskan komitmen menjalankan ruh pendidikan.

Jika sudah dipercaya akan lebih mudah bagi guru untuk ber sinergi dengan pihak pihak terkait mulai dari siswa,orang tua murid, rekan sejawat,kepala sekolah pengawas,LSM, tokoh masyarakat,media,aparat ,pemerintah dan dunia usaha.

Kepuasan dan keberhasilan guru terletak pada kompetensi memberdayakan itulah Master Teacher.

Analisa Perilaku –Kegagalan Penggunaan ICT sebagai Media Belajar



“ Bagaimana memulai pendidikan karakter yang menggunakan media ICT di sekolah ,sepertinya sulit?”.


Penggunaan ICT dalam kegiatan pembelajaran tidak terelakan lagi ,lantaran siswa sudah sangat akrab dengan media tersebut.Namun sering kali kendala dari penggunaan ICT lebih disebabkan dari beberapa hal seperti berikut ini :

Pertama ,rendahnya kesadaran tentang peranan penting ICT dari kalangan guru. Bukan lantaran kompetensi penggunaannya melainkan factor rasa percaya diri. Tidak yakin ICT dapat menjadi media belajar yang efektif guru enggan keluar dari zona nyamannya saat ini . Yakni mengajar secara konvensional. Mereka tidak mencari media baru dan cara baru dalam kegiatan belajar dan mengajar.Penggunaaan ICT sebagai pendukung untuk kegiatan belajar nyaris tidak terpikirkan. Mereka gagal melihat tantangan,ancaman dan kebutuhan siswa di masa mendatang terutama ICT.



Kedua ,kendala dalam penggunaan ICT sebagai media belajar adalah budaya dan struktur organisasi disekolah yang tidak memadai. Sekolah lemah dalam membangun tim yang solid menggarap ICT sebagai basis kegiatan belajar mengajar. Para guru sibuk dengan pekerjaannya sendiri sendiri.Sekolah Belum dapat membangun hubungan yang kuat antar bagian disekolah itu untuk memberikan layanan terbaik bagi siswanya.

Guru bidang mata pelajaran (Mapel ) tidak mempunyai hubungan yang harmonis dengan humas sekolah dan guru ICT.Mengingat pembelajaran menggunakan ICT sangat membutuhkan kerja sama yang erat antar guru yang bersangkutan.Guru ICT membangun system ,software dan hard ware untuk “kepentingannya” sendiri. Sementara guru bidang mata pelajaran tidak dapat memberikan arah dan strategi yang jelas bagi devisi untuk bekerja sama intinya tidak ada kerja sama dan saling percaya.


Ketiga :kemampuan melakukan Updating . beberapa sekolah sudah banyak yang mulai melakukannya. Mereka memiliki kesiapan hard waare dan soft ware yang sangat memadai,tetapi kemudian tidak mempertimbangkan. Bagaimana melakukan updating. Data dan informasi yang ter update dengan baik menimbulkan keengganan siswa untuk connect dengan sistem ICT di sekolah.Ini terjadi karena sekolah tidak mempunyai komitmen yang tinggi untuk menyediakan SDM yang cukup guna mengawal ICT sebagai media belajar.

Sudah sepatutnya sekolah mengembangkan system ICT sebagai media belajar mengajar agar siswa dan stake holder puas mendapatkan informasi dan sesuai harapannya.

Kamis, 18 Agustus 2011

Kompetensi Pedagogis :Mendidik Yang Memberdayakan


“Saya sangat berterima kasih dengan Bu Witha ,karena sejak anak saya menjadi siswanya sekarang rajin belajar dan bertambah baik….”.

Penelitian di Ohio State University ,health day news 2009.
Menyebutkan:“Hubungan guru dengan siswa yang saling responsif akan meningkatkan semangat belajar ,kompetensi siswa & karakter pribadinya .

Anak masa kini yang dibesarkan dengan demokrasi dan “kemerdekaan “oleh orang tuanya .Cenderung menyukai guru yang menjadi sahabatnya dibandingkan sekedar sebagi murid yang harus menerima apa saja perintah gurunya.Dengan demikian seorang guru dituntut untuk menempatkan siswa sebagai pribadi yang patut dihargai keberadaannya dan memiliki keterlibatan yang jelas dalam kegiatan pembelajaran.Ini kunci dari manajemen kelas ;”learning must become important to the student himself”.

Penelitian di Ohio State University ,health day news 2009.
Menyebutkan:“Hubungan guru dengan siswa yang saling responsif akan meningkatkan semangat belajar ,kompetensi siswa & karakter pribadinya .





Maka hal hal yang patut diperhatikan oleh seorang guru adalah membangkitkan intrinsic motivation dari kompetensi pedagogis yang dimiliki nya.

Pertama :guru harus bisa menggambarkan mengapa siswa membutuhkan belajar sebagai kepentingan masa kini dan masa depannya dengan cara persuasive dan logis . Dengan menciptakan kebutuhan itu ,siswa diharapkan dengan mudahnya tertarik dan segera bisa mengajak teman sebayanya utuk mentaati “perintah” gurunya.The student want to know why about everything ..termasuk kebutuhanya akan belajar di sekolah .

Kedua : menarik perhatian siswa tidak bisa dilakukan dengan hanya memaksanya dengan doktrin berdisplin.Namun harus di dekati dengan kebutuhan dan keinginan siswa dalam belajar.Ciptakan suasana belajar pleasure learning artinya guru dapat melampui harapan siswa melalui kesabaran dalam menjelaskan materi pelajaran yang ingin diketahui siswa terutama about why and how things happen.Mengingat siswa are natural scientsis.


Ketiga : guru harus memberikan rasa aman dan tidak membuat kecewa siswa.Siswa yang kecewa pada gurunya tidak mempercayai guru bersangkutan . Siswa yang takut pada gurunya menimbukan trauma psikologis. Berakibat pada motivasi belajar sekaligus prestasi akademiknya.efek berantai ini merugikan siswa orang tua dan kefektifan pembelajaran dalam kelas itu sendiri.Berdampak secara langsung pada kegiatan belajar dan mengajar. Be reasonable and realistic in your expectation !.



Indikator Kompetensi Mendidik (pedagogis ) seorang guru terukur pada kemampuannya membangkitkan “ intrinsic motivation’ siswa sehingga memiliki kekuatan internal untuk mencapai”mastery” alias ketuntasan belajarnya..!

Memperkenalkan Keunggulan Kurikulum Sekolah , Curriculum Differentiation Strategic


“Banyak bermunculan sekolah unggulan membuat kami harus memutar otak agar sekolah kami dikenali memang beda dari sekolah lain ,strategi apa yang harus saya lakukan. Yayasan selalu marah marah lantaran beberapa tahun ini siswanya berkurang padahal lulus 100 %...”.pertanyaan peserta seminar kepada saya.

Membuat sekolah bapak dikenal beda dengan sekolah lain strategi yang bapak kembangkan adalah differentiation strategic . Menurut Philih Kotler maha guru marketing dunia “ differentiation is actually differentiating the firms market offering to create superior costumer value’. Jika diterjemahkan untuk sekolah bapak adalah pembedaan penawaran pelayanan pendidikan untuk menciptakan nilai unggul bagi mutu lulusan. Dalam hal ini kurikulum adalah konten dimensi dari diferensiasi .

Sedangkan menurut Hermawan Kartajaya mendifinisikan konten adalah menunjukan nilai “apa ‘ yang ditawarkan kepada siswa & masyarakat.

Agar lebih mudah difahami saya coba urai perihal yang dimaksud

Content/Konten:Sekolah yang anda pimpin semestinya dapat membuat anda bisa membedakan diri dari pesaing anda berdasarkan apa yang anda tawarkan (kurikulum )kepada masyarakat.Bukti nyata dapat terlihat dari mutu lulusan ataupun mutu siswa saat selama menjalani proses belajar di sekolah bapak.

Misalnya sekolah ingin dibedakan dari kurikulum untuk mutu siswa dalam kedisiplinan ,keilmuan dan kepemimpinan.

Ambil contoh ;

SMA Titian Teras,Sekolah yang berlokasi dijalan Jambi- Muara Bulian kabupaten Mauro. Setiap siswa diberi kewajiban member salam hormat layaknya tentara. Dimana kapan saja. Sekolah ini memiliki kurikulum khusus bela Negara ,kesamaptaan dan kepemimpinan. Instrukturnya dari pensiunan tentara. Kegiatan baris berbaris,survival dan membaca kompas adalah konten dari kurikulum ini. Untuk kelas X dan XI ada kelas khusus menembak.

Harapan sekolah bersangkutan dengan konten kurikulum tersebut adalah agar siswa selain cerdas dan beriman ,juga memiliki jiwa kepemimpinan ,kemandirian disiplin dan kebugaran fisik

Kepribadian Tangguh Dalam Belajar.


Kank ,saya ingin siswa terbangun kepribadiannya dalam prestasi akademik . Artinya siswa memiliki semangat dalam belajarnya secara sadar.Program apa yang bisa saya kembangkan di SMA kami..?


Sebelum menjawab pertanyaan bapak ada baiknya kita fahami terlebih dahulu apa personality atau kepribadian itu. Menurut Gordon W.Allport definisi dari kepribadian adalah sebagai berikut : personality is the dynamic organization within the individual of those psychophysical system that determine his unique adjustment to his environmental”.

Dengan kata lain bahwa membangun kepribadian siswa dimulai dari determine his unique adjustment to his environmental,penyesuaian yang unik dari siswa terhadap sekolahnya.Menciptakan derajat hubungan yang terjalin dan terkait antara siswa dan kegiatan sekolah merupakan dasar membentuk kepribadian siswa.

Program “pembiasaan” dalam kegiatan siswa harus mencakup frekuensi,derajat kepentingan dan keterlibatan dalam interkasi antara siswa dengan kegiatannya itu sendiri.Sehingga siswa merasa;

• Kegiatan ini memberikan manfaat dan kesenangan dalam kehidupan saya.
• Aku merasa ada sesuatu yang hilang jika absen sekali saja pada kegiatan itu.


Dengan demikian siswa dapat memiliki emotional attachment terhadap kegiatannya lantaran pengkondisian yang telah di programkan oleh sekolah.

Misalnya:

Dalam bidang akademik ; metodologi pembelajaran yang dikembangkan tidak hanya membiarkan guru bisa berceramah didepan kelas melainkan perlu inovasi dan kreasi. Seperti ; siswa dikondisikan untuk belajar mengerjakan proyek penelitian. Saat mulai penjurusan kelas XI,siswa mendapatkan pengetahuan dan bimbingan membuat proposal untuk menyusun program penelitian.Hal ini dipergunakan untuk siswa yang mendapatkan tugas penelitian saat di kelas XII.

Kegiatan pembuktian ilmu dapat diwujudkan dengan lebih sering mengajak siswa ke laborotarium atau mengadakan berbagai percobaan.Dapat dilakukan pula pembelajaran dengan menggunakan game guna merangsang intuisi pengetahuannya sekaligus memahami rumus .Setelah itu setiap siswa diminta membuat konstruksi teorinya sekaligus presentasi mempertahankan teorinya yang didapatnya..acara menjadi fun dan seru.

Kepribadian siswa yang terbentuk dalam prestasi akademik adalah mereka terbiasa memecahkan persoalan dengan urutan logika yang logis,mengerjakan soal secara cepat dan tepat,memperkuat konsep ,mempelajari konsep konsep baru sebagai tambahan pengetahuan serta memiliki ketahanan dalam menyelesaikan tugas lantaran dalam kondisi fun.

Konsultasi Humas Pendidikan: 4 Ciri SDM Sekolah Tidak Berdaya Saing (2)

"Kank, Inovasi adalah kata kunci daya saing termasuk dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Lantas SDM seperti apa yang   t...