Sabtu, 31 Desember 2011

“Service Culture “ , Peran Kepala Sekolah Berkarakter


Kank,Mungkinkah budaya melayani itu ditumbuhkan dalam manajemen sekolah..?


Wahai orang –orang beriman ,dermakanlah apa yang telah Kami rezekikan pada kalian sebelum datang hari tidak ada jual –beli ,persahabatan dan syafaat didalamnya Al Baqarah :254

Dimasa depan dunia sekolah berhadapan dengan banyak pesaing ,persaingan antar sekolah dalam dan luar negeri ,home schooling sampai pilihan untuk putus sekolah.Karena itu mau tidak mau sekolah harus mengembangkan budaya pelayanan prima didalam kegiatan penyelenggaraan pendidikan.


Sekolah yang telah memiliki budaya pelayanan ,(service culture ) akan memiliki “konsumen” yang puas dengan hasil proses pendidikan ,punya “konsumen” yang loyal yang membantu program kegiatan sekolah. Serta mendapatkan promosi gratis dari mulut kemulut tentang keunggulan pelayanan disekolah bersangkutan . Sangat boleh jadi akan banyak pihak (masyarakat &dunia usaha ) yang akan memberikan dukungan terhadap kegiatan sekolah.Dengan demikian sekolah dapat menggalang partisipasi stakeholder dalam penyusunan RKS dan RKAS dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.

Dibutuhkan top management alias kepala sekolah yang percaya bahwa budaya pelayanan adalah sesuatu yang amat penting dalam penyelenggaraan kegiatan sekolah. Karena apapun yang terjadi siswa harus memasuki lingkungan sekolah yang bisa dirasakan memberikan kemudahan ,kenyamanan serta kebahagiaan baginya. Lantaran itu budaya pelayanan disekolah amat tergantung dari people dan system ,kedua hal itu dalam penguasaan Kepala Sekolah.


Sederhana saja ,Budaya pelayanan di sekolah harus melibatkan semua guru dan staff sekolah hingga kepala sekolah.Dalam pengambilan keputusan tidak harus menggunakan komando kepala sekolah atau dinas terkait untuk urusan internal sekolah,bukan top down !. Karena guru bersangkutan semestinya orang orang yang menguasai bidang dan siswanya.Sedangkan pemimpinnya lebih menguasai fungsi –fungsi strategis.


Pendekatan yang manusiawi kepada staff dan guru oleh kepala sekolah . Apalagi , jika kondisi sekolah belum kondusif. Mengenal dari hati kehati ,bicara dan mendengarkan apapun masalah yang dihadapi guru.Dengan begitu guru tidak merasa sebagai objek penderita atau merasa hanya dimanfaatkan tenaganya saja. Perlunya menanamkan pada staff dan guru untuk selalu menjadi ‘terbaik dan dikagumi ‘salah satu yang harus dikagumi adalah hal pelayanan adalah memberi kepuasan belajar siswa.Intinya memberi pelayanan maksimal dan bagus.


Kepala sekolah harus mampu menciptakan program role modelling dengan mewujudkan school values ,yakni integrity ,challenge ,innovate ,consistency dengan menciptakan persaingan dan kesempatan kerja yang fair play.Dimulai dari Kepala sekolah harus memberikan contoh kepada bawahannya tentang service yang baik,kedua ,memberikan penjelasan visi kepada bawahan secara jelas dan senantiasa mengingatkan agar seluruh elemen sekolah membuat review kerja setiap hari.Komitmen kepala sekolah adalah memberikan support kepada mereka..!

Senin, 19 Desember 2011

Workshop Desiminasi Inovasi Kurikulum ,PPMA Dinas Pendidikan Jatim &Yayasan Practica





Foto kegiatan Workshop Semiloka Disemenisai Inovasi Kurikulum pendidikan Krakter ,PPMA Dinas Pendidikan Jatim dan Yayasan Practica Di Hotel Tanjung 19-20 Desember 2011

Jumat, 09 Desember 2011

Penghambat Kreatifitas Siswa dan Solusinya dalam KBM


Pak Hari,apa yang menyebabkan guru dan siswa menjadi tidak kreatif pada kegiatan pembelajaran…?


Secara sederhana ,Daya cipta atau kreativitas adalah proses mental yang melibatkan pemunculan gagasan atau anggapan (concept) baru, atau hubungan baru antara gagasan dan anggapan yang sudah ada.Dari sudut pandang keilmuan, hasil dari pemikiran berdayacipta (creative thinking) (kadang disebut pemikiran bercabang) biasanya dianggap memiliki keaslian dan kepantasan. Sebagai alternatif, konsepsi sehari-hari dari daya cipta adalah tindakan membuat sesuatu yang baru. Wiki Pedia.

Pola pikir seseorang akan menentukan bagaimana orang itu berperilaku :

1. Guru yang merasa tidak bisa kreatif tidak pernah bisa membuat siswanya kreatif ,karena itu guru harus yakin bahwa kreatifitas itu bukan "given" tapi sebuah upaya kreatif.memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar adalah salah satu kreatifitas guru.

2. Guru merasa bukan wilayah keimuaannya,padahal ilmu pengetahuan itu luas dan bisa saling berkaitan . Maka guru harus banyak membaca,menambah informasi agar wawasan pengetahuannya luas . guru kreatif akan membuat siswa berkembang imajinasinya.

3. Guru melarang siswa melakukan kesalahan. Padahal dalam belajar kesalahan adalah jical bakal perbaikan dan penyempurnaan sebuah pengalaman belajar. Guru harus mengajak siswa belajar dari kesalahan dan menemukan solusi menyelesaikan masalah.

4. Guru mengatakan dan menganggap siswanya bodoh. Justru lantaran siswa merasa bodoh guru semestinya dapat membangkitkan semangat belajarnya. Jika guru merasa pintar guru enggan belajar.

5. Terpaku pada konsep atau teori yang tercantum di buku paket,padahal pengetahuan terus tumbuh dan berkembang. Guru semestinya membimbing siswa untuk mengembangkan pengetahuan siswa dari berbagai sumber.

6. Guru berprinsip hanya ada satu jawaban yang benar sebagaimana terdapat dalam kunci jawaban soal. Mungkin pendapat ini tidak salah namun bisa saja salah kuncinya,bisa juga jawabanya itu sudah " kadaluwarsa" atau bisa saja siswa punya alasan tertentu mengapa menjawab berbeda dengan kunci. Keberanian guru mendengarkan dan mengeksplorasi jawaban siswa adalah langkah bijak

Dalam mengembangkan kreatifitas semua bisa LOGIS selama guru dan siswa dapat membuktikan impian dan imajinasinya.

Konsultasi Humas Pendidikan: 4 Ciri SDM Sekolah Tidak Berdaya Saing (2)

"Kank, Inovasi adalah kata kunci daya saing termasuk dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Lantas SDM seperti apa yang   t...