Jumat, 13 April 2018

Konseling Pendidik: 5 Penyebab Stres pada Guru dan Solusinya



Kank Hari Santoso, Konsultan MSDM Pendidik 
Kank, sekalipun secara ekonomi bisa dikatakan lebih dari cukup , namun perasaan kecewa, cemas atau tidak nyaman sering saya rasakan sebagai pendidik,  tanpa alasan yang  berarti, apa yang  sebenarnya terjadi dan bagaimana mengatasinya.?

Jika anda merasa tugas administrasi, kelakuan siswa , kurikulum , rekan kerja, kebijakan kepala sekolah, dan  semua yang berada disekitar  anda  tidak seperti yang diharapkan, sangat boleh jadi akan menambah kekecewaan  dan keresahan dalam menjalani profesi.


 Akibatnya  akan menganggu  kehidupan pribadi  seperti mudah  terbawa  perasaan, berpikiran negatif, selalu merasa kecewa dan emosi negatif lainnya. Sehingga membuat anda makin tidak bahagia dalam keseharian bahkan mengganggu kehidupan keluarga. Oleh karena itu diperlukan upaya “tata kelola hati  dan pikiran dalam menghadapi stress sebagai guru, sebagai berikut:

1.    Sadari tugas mendidik sebenarnya ketulusan melayani. Jangan terlalu  berorientasi pada terpenuhinya harapan pribadi kendati pun itu ideal menurut anda. Karena dalam hidup selalu ada keterbatasan yang membatasi kewenangan dan kehendak kita. Jika anda mulai dapat membangun kebiasaan untuk memberikan yang terbaik dari yang anda bisa untuk orang lain terutama peserta didik maka anda akan merasa  lega dan terbebas  dari kecewa.

2.    Miliki hasrat membangun relasi yang lebih baik kepada siapa pun terutama peserta didik. Kebahagiaan akan anda dapatkan jika anda memahami pentingnya keterampilan interpersonal, komunikasi dan persuasi dengan orang lain karena secara alamiah manusia makhluk sosial. Jangan biarkan anda membuang waktu dan berkecil hati dengan situasi pergaulan sosial. Anda akan lebih bahagia jika anda bertemu dengan orang orang yang suka melayani dan orang orang yang anda layani dengan pergaulan yang lebih positif. 


3.    Jangan mudah “baper” hanyut oleh perasaan.  Kekecewaan dan kecemasan seringkali muncul karena anda lebih banyak menggunakan keputusan keputusan berdasarkan emosi. Akibatnya tidak memberi manfaat yang berarti bagi anda dan orang laing  menurunkan motivasi serta produktivitas. Perasaan memang harus diperhatikan, namun jangan sampai mempengaruhi keputusan keputusan penting, sebaliknya perasaan harus beradaptasi dengan keputusan yang sudah anda tetapkan.


4.    Tidak semua seperti yang anda pikirkan. Anak jaman sekarang semuanya tidak sopan, semua rekan kerja selalu ‘cari muka”, kebijakan ini tidak ada baiknya dsb. Semua asumsi yang anda buat hanya akan membuat anda akan terpuruk dalam ketidakberdayaan  yang anda ciptakan sendiri. Jangan sembrono dalam mengambil asumsi, bukalah cakrawala pandang pada keautentikkan kenyataan termasuk respek pada profesi dan orang lain.


5.    Belajar berterima kasih. Ketika anda dapat berterima kasih kepada semua orang yang  telah membuat anda sampai seperti ini, anda akan lebih bahagia. Merasa puas dengan apa yang anda capai akan membantu anda dalam menghadapi stres. Karena kesulitan, stres dan tantangan adalah kenyataan hidup yang tak bisa anda hindari. Fokuskan pada hal hal positif yang telah anda dapatkan sebagai rasa syukur kepada Tuhan. Agar jiwa anda menjadi lebih tenteram.

Kebahagiaan anda tergantung dari kebiasaan mental dan perilaku anda sehari hari,sesungguhnya kebaikan itu dibangun melalui  kebiasaan, karena itu biasakanlah!.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Konsultasi Humas Pendidikan: 4 Ciri SDM Sekolah Tidak Berdaya Saing (2)

"Kank, Inovasi adalah kata kunci daya saing termasuk dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Lantas SDM seperti apa yang   t...