Selasa, 13 Januari 2015

Manajemen Kehumasan : Ekstrakurikuler Sinematografi SMAN 1 Probolinggo (case study)

Kegiatan ekstrakurikuler sinematografi  diselenggarakan untuk mewadahi minat siswa dalam perfilman dan  fotografi untuk mencetak peserta didik yang memiliki wawasan, skill dan kompetensi  dibidang sinema. Keunggulan inilah yang menarik perhatian siswa untuk bergabung dalam kegiatan ini sekaligus meraih prestasi sampai  tingkat internasional.

Selain  berbagai prestasi dibidang seni dan olah raga SMAN 1 Probolinggo ,kurikulumnya disusun berdasarkan SKS sehingga siswa yang memiliki kompetensi akademik dapat menyelesaikan beban belajarnya lebih cepat dari umumnya sehingga waktu pembelajarannya bisa lebih efektif dan bisa digunakan untuk meraih prestasi yang lain. Sehingga para lulusan SMAN 1 Probolinggo  dapat memiliki life skill yang berdaya saing.





Sedangkan guru pembina  sinematografi adalah guru TIK yang memadukan teknik fotografi, seni drama dan teknologi informasi itu sendiri. Dengan demikian pengetahuan dan keterampilan yang disampaikan sesuai dengan perkembangan teknologi sinematografi terkini. Untuk menjadi peserta kegiatan ektrakurikuler ini  syarat minimal para peserta   harus memiliki kamera, tidak harus kamera  terlalu canggih menggunakan  fitur kamera HP pun   tak apa.  Yang penting aspirasi,kreatifitas dan minat siswa dapat terakomodasi.   

Kegiatan ekstrakurikulikuler  SMAN 1 Probolinggo merupakan salah  satu objective keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran   yang memberikan pengalaman yang menyenangkan sekaligus meningkatkan need of achievement yang membawa siswa mencapai prestasi,merupakan keunikan penyelenggaraan pendidikan yang dapat meningkatkan trust masyarakat.

 Mengikuti kegiatan kompetisi diberbagai bidang termasuk sinematografi sampai level internasional  dari tahun ketahun dapat meningkatkan daya saing siswa  dan merupakan ciri khas  SMAN 1 Probolinggo  dan bisa  membentuk citra sekolah yang positif  dibenak peserta didik ,orang tua /walimurid dan stakeholder.  Ini merupakan model yang penting  untuk memenangkan persaingan dalam kegiatan manajemen berbasis sekolah .


Namun demikian prestasi akademik siswa tidak boleh dibaikan jenjang karir pendidikan lulusannya,para lulusan yang diterima PTN merupakan ‘prestasi’ dimata masyarakat. Oleh karena itu kombinasi peningkatan mutu prestasi akademik dan non akademik, kombinasi aktivitas kedua tersebut akan memperkuat image sekaligus memperkuat persepsi positif terhadap penyelenggaraan dan pelayanan prima pembelajaran dan sekaligus memiliki “nilai jual bagi media massa.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Konsultasi Humas Pendidikan: 4 Ciri SDM Sekolah Tidak Berdaya Saing (2)

"Kank, Inovasi adalah kata kunci daya saing termasuk dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Lantas SDM seperti apa yang   t...