Kank
,bagaimana dengan sekolah kami dalam meningkatkan prestasi belajar mereka dimana sekolah kami termasuk sekolah “luar negeri “ yang sebagaian besar inputnya adalah “buangan” anak negeri ,…?
“Barang siapa yang bertakwa kepada
Allah ,niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam segala urusannya..”. QS
Ath Thalaq :4
Tantangan seorang guru adalah dapat men triger
siswa dengan mutu input yang minim berhasil lulus dengan kompetensi yang
memadai,mencetak siswa dari un- credible
source menjadi credible.
Kebanyakan
para guru membanggakan hasil kerja dengan ,mutu lulusan nya berpretsasi lantaran input
memang sudah sangat memadai. ,,tentu saja jika input nya sudah memadai jauh
lebih mudah guru bersangkutan melakukan treatment
dibanding dengan mutu input yang serba minim. Jadi berbanggalah jika anda
bersama team disekolah itu dapat menciptakan perubahan dalam diri siswa menjadi
lebih baik dan lebih maju. Karena pembelajaran
adalah mendatangkan perubahan kepada subjek didik.
Saat
menghadapi input yang dianggap minim pedekatan psychological teaching menjadi titik penting karena siswa memang
bukan anak yang terbiasa dengan kebutuhan berprestasi yang tinggi,mereka bukan
saja sedikit kesulitan menyerap mata pelajaran namun juga lemah dalam motivasi
belajar. Cara terbaik membangkitkan gairah belajar adalah menggali harapan
bersekolah sekaligus kecemasan siswa
untuk selanjutnya mengarahkan menuju apa yang ingin diraih ,mengubah
prestasi belajar yang semula hanya cita cita menjadi kebutuhan belajar.Sehingga
siswa merasa harus berjuang memenuhi kebutuhan belajarnya.Bukan saja prestasi
sesaat melainkan menjadi kebutuhan berprestasi ,need of achievement .
Dalam
hal ini personal approrach untuk mengenali motif belajar harus
didahulukan sebelum pengajaran materi pelajaran.Disinilah kadang seorang guru
enggan melakukan dengan berbagai alasan,tergesa gesa ingin menuntaskan target
kurikulumnya,memang inputnya minim sehingga sulit diperbaiki dsb. Padahal sulit
men transfer ilmu pengetahuan jika tidak mengetahui kebutuhan belajar
siswa.Mereka sering tergesa gesa ,tidak sabar
dan putus asa ,padahal kemampuan
mengenali kebutuhan belajar siswa termasuk kompetensi sosial dan kompetensi
pedagogik seorang guru.
Mengubah
pola pengajaran konvensional menjadi “consultative – teaching” atau
“experiential -learning “,sudah bukan saatnya guru hanya mengandalkan tatap
muka atau mengajar dengan metode
ceramah.Hubungan dengan siswa harus juga
dibina melalui pertemuan diluar kelas
dengan lebih lunak .luwes ,persuasif atau komunikatif dalam pertemuan secara
langsung atau pesan singkat yang
tematis melalui SMS,,Blog
,Facebook.Twiter atau email.
Beranilah
untuk mengeksplorasi siswa dalam keberbakatannya ,sehingga kompetensi non akademiknya dapat terakomodasi menjadi sebuah prestasi yang
membanggakan.Prestasi tersebut dapat digunakan sebagai sarana meningkatkan rasa
percaya diri siswa sekaligus dapat
digunakan sebagai sarana membina kompetensi akademiknya. Selamat mencoba…!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar