Menyadari
bahwa keberhasilan pendidikan anak dan prestasi akademik/non akademik nya tidak
hanya bergantung peda pelayanan prima pendidikan di sekolh saja Maka dalam rangka program sosialisasi kegiatan pembelajaran di
tahun ajaran baru 2012 di SMP Ipiems
Surabaya mengadakan Parent
Gathering mengundang wali murid dimana materi yang disampaikan bukan
hanya agenda kegiatan sekolah melainkan
juga materi Parenting Skill .
Saya
didaulat untuk menyampaikan “Parenting
–Skill Short Course ‘ ,walaupun hanya dalam waktu yang singkat saya mencoba
menggali anxiety serta dream para orang tua siswa menyekolahkan
anaknya di SMP Ipeims .Secara umum keberhasilan peserta didik mencapai prestasi
memang bergantung pada “atmosfir sekolah apalagi SMP Ipiems dengan total siswa kurang lebih
1000 peserta didik , saat ini sedang melakukan
Rebranding dan Repositioning
menjadi Sekolah Tradisi Juara,sebuah semboyan yang patut kita acungi jempol
meskipun didalamnya ada konsekuensi logis yang harus “Dibayar “, terus
meningkatkan mutu layanan pendidikan dan kerja ,kerja kerja …!
Menyadari
bahwa karakter siswa juga merupakan
bentukan dari rumah dan keluarga ,SMP Ipiems sepakat membuat komitmen
dengna orang tua siswa untuk mencetak para siswa secara individual
menajadi juara.Pada prinsipnya Parenting
skill bagi orang tua terletak pada kejelian melihat potensi yang dimiliki
anak mulai dari akademik sampai hobby dan keberbakatannya. Prestasi akademik
yang sering disalah artikan sebagai Hasil Ujian
Nasional,walaupun sebagaian orang juga meragukan sebagai representasi
prestasi dan kompetensi siswa memang diperlukan
tetapi bukan jaminan bahwa anak akan memiliki keterhandalan akademik,
daya saing dan karakter mental
–moral yang prima. Tidak
mengherankan dari pengalaman saya
sebagai konsultan pendidikan ,bertemu ribuan mahasiswa ,orang tua siswa dan guru dalam
berbagai acara ,banyak siswa yang berprestasi menjadi juara atau sukses dalan kehidupan karir pribadinya adalah
mereka yang memiliki prestasi akademik biasa saja saat disekolah.Ini
menunjukkan bahwa Nilai Hasil Ujian Nasional tidak serta merta meningkatkan mutu siswa
dalam meraih juara diberbagai bidang keberbakatan dan kehidupan.
Guna
mendukung keberhasilan anak menjadi juara mencapai prestasi inilah beberapa
syarat yang harus dimiliki para orang tua :
1.
Paradigma baru tentang pendidikan
anak: Orang tua
perlu memiliki pemikiran yang terbuka bahwa prestasi anak tidak selalu
bergantung pada akademiknya saja.mereka harus memiliki cara pandang baru dan
menemukan solusi dalam mengeksplorasi keberbatan anak dan kebutuhan belajar anak.walaupun untuk saat
ini mungkin dianggap aneh sebagian masyarakat ,
“karena anak jadi juara tari nasional kok
bangga walau Danem nya pas pasan”
.Mungkin sebagian orang
berpikir bahwa sukses meraih kehidupan dimasa depan itu hanya dengan hasil akademik saja ,atau sekedar bisa buat cerita
danem yang bagus kepada rekan
sejawat,sangatlah masuk akal jika kemudian banyak orang mencibir. Jadi
,kecakapan pertama yang harus dimiliki
orang tua siswa harus melihat potensi anak yang memiliki minat yang tinggi
dalam suatu bidang ,yang berpotensi menjadi prestasi atas keberbakatannya.
2.
Melihat Semua Peluang Sukses Anak ,orang tua tidak boleh terjebak dalam
pemikiran anak harus baik nilai raport &hasil ujiannya saja tanpa membantu
proses keberhasilan anak meraihnya.Namun
orang tua perlu terbuka terhadap semua kemungkinan minat yang disukai
dan dikuasi anak baik,akademik maupun non akademik. Bekerja
sama dengan sekolah mencari solusi guna mengakomodasi potensi keberbakatan
siswa menjadi prestasi yang membanggakan
baik melalui kegiatan ekstra kurikuler sekolah atau bergabung dengan
sanggar atau klub diluar sekolah.. jadi
orang tua dan sekolah tidak boleh menyerah lantaran sarana dan prasarana
belum mendukung.
3.
Kemampuan menerima anak seutuhnya. Ketika anak tidak berprestasi di
bidang akademik ,ketinggalan ,belum
mencapai target ranking /peringkat yang diinginkan padahal anak sudah berusaha
maksimal ,orang tua harus dapat menerima kondisi anak seutuhnya dan tidak boleh
menjatuhkan harga diri anak dengan verbal
abuse maupun physical abuse.
Orang
tua perlu refleksi diri secara logis dan mencari potensi anak yang
tersembunyi dalam minat dan akatnya guna
dikembangkan menjadi presatasi.Orang tua patut menyadari bahwa setiap anak
memiliki poetensi keberbakatannya sendiri-sendiri.Bukan hanya
itu orang tua segera memberikan kesempatan kepada anak untuk mencoba
berbagai kegiatan dengan minat yang
disukainya.
Orang
tua patut memberi toleransi atas upaya
maksimal anak dalam meraih target akademiknya .Sekaligus orang tua tidak
hanya menyalahkan anak saja karena target yang dikejar belum tercapai melainkan
juga mencari solusi yang sehat dan memberdayakan .
4.
Keberanian Instrospeksi diri. Parenting
skill harus diwujudkan dengan kemampuan orang tua dalam koreksi diri atas
keterlibatan nya dalam mendukung proses pembelajaran anak di sekolah maupun
dirumah secara jujur sekaligus memiliki perspektif yang luas. Faktor kecemasan
pribadi,problem harga diri ,harapan kepada anak dsb harus dapat dikendalikan
guna berpikir menemukan solusi praktis menumbuh kembangkan anak meraih
prestasi. Dengan keberanian koreksi diri dapat menyusun strategi yang tepat
atas upaya mencapai keberhasilan anak tanpa terlalu cepat menyalahkan anak saat
mereka belum mencapai keberhasilan yang diharapkan.
5.
Memberi teladan akhlak mulia.Orang tua harus sadar bahwa konsep
,teori dogma tentang akhlak dan karakter perilaku mulia harus menjadi suatu
kenyataan . “Bahasa langit” yang
dianggap abstrak haruslah dapat dipraktekan oleh orang tua sekaligus menjadi
pengalaman yang menyenangkan
bagi anak. Sehingga anak tidak
beranggapan bahwa pendidikan karakter bukan sekedar teori ilmu pengetahuan saja
tidak beda seperi teori dan hapalan mata
pelajaran lainnya. Orang Tua yang
memiliki kemampuan parenting skill
tercermin dalam berinteraksi dengan anaknya,mampu mengekspresikan harapan ,ide
ide dan aturan yang mudah difahami anak sebagai pedoman dalam berperilaku.
Orang
tua yang bisa bersahabat dengan anaknya sekaligus dapat dipercaya sebagai teman
“curhatnya” ,memberikan solusi atas persoalan yang dihadapi anak dan mampu membuat anak memiliki harapan masa
depan lebih baik ,orang tua dapat menyederhanakan yang sulit ,mengembirakan
anak dari ketakutan . Sehingga anak merasa mendapatkan perlindungan serta
kebebasan berekspresi secara bertanggung jawab ,dan bangga memiliki orang tua
yang memiliki kecakapan dalam parenting
skill. “internalization is
based primarily on his loves for his parent ,on his desire to please them and
his terrible disttress when they are un
happy with him’.
Rata
rata keberhasilan orang orang besar adalah lantaran bimbingan orang tuanya
,jadi terus tingkat kan parenting
skill yang anda miliki
sebelum anak anda menjadi korban percepatan dan perubahan zaman…!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar