Sabtu, 17 November 2012

Cara Mengikis Sikap Mental Guru Senior Enggan Berubah(MBS.)










Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan Ucapan yang teguh itu[788] dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.

[788] Yang dimaksud ucapan-ucapan yang teguh di sini ialah kalimatun thayyibah yang disebut dalam ayat 24 di atas.


Sebagai Kepala sekolah kadang saya heran dengan para guru senior yang  tidak mau diajak menyongsong perubahan kearah kemajuan sekolah.Bahkan mereka tidak jarang mereka menyombongkan senioritasnya (ego sektoral ),bagaimana saya harus bersikap ..?




Pertanda bahwa mereka mengalami demotivasi atau bahkan menjadi “pengacau” biasanya diawali keenganan untuk berubah,menolak kebijakan untuk perbaikan ,sering telat ,marah bila ditegur ,tidak mau diajak kompromi dan perilaku negatif lainnya.Lebih parah mereka bahkan menjadi contoh negatif  bagi guru lainnya untuk memberontak aturan atau komitmen yang telah dibuat. Komunikasi efektif saya yakin sudah anda lakukan ,namun inilah yang bisa anda lakukan 


a.       Emotional Elements

Emosi merupakan elemen mendasar dari perubahan perilaku seseorang . Perasaan tidak nyaman psikologis ,un security feeling  sebagai cikal bakal dari perilaku agresifnya harus dapat terselesaikan melalui latar belakang penyebab persoalan . Jika memungkinkan kepala sekolah  bisa menjadi konselor bagi guru bersangkutan sebagai bentuk fungsi pembinaan.  Biasanya persoalan pribadi,kekecewaan ,persoalan keluarga mendominasi disamping persoalan merasa diperlakukan “tidak fair “ di sekolahnya.


b.      Involvement With the Organization

Keterlibatan dewan guru pada arah dan kebijakan sekolah merupakan totalitas dari kinerja. Karena itu kesepakatan bersama untuk melakukan peningkatan kinerja sekolah dengan membangun komitmen dan semangat kerja keras serta kebersamaan harus diutamakan.Agar sebuah komitmen atau rencana kerja dapat berjalan lancar  tempatkan  indikator kinerja guru melalui kebutuhan yang telah di akomodasi bersama sebagai prioritas pertama. Mulai lah dengan mengenali harapan dan kecemasan yang mereka  untuk dijadikan profesional value yang akan dilaksanakan bersama.


c.       Technical Performance and Motivation

Sistem penghargaan  berbasis kinerja dapat dilakukan secara bergilir ,penilaian indeks persepsi siswa terhadap guru dapat dilkukan secara berkala,sehingga guru terpacu need of achievement nya untuk peningkatan diri,jika memungkinkan  penilaian kinerja bisa menjadi porto folio untuk kenaikan tunjangan ataupun pangkat .Sehingga guru bersangkutan merasa dihargai keberadaannya.Lakukan riset tentang kebutuhan siswa belajar terhadap gurunya/indeks kepuasan belajar siswa ,study banding  dengan sekolah lain atau upgrade keahlian  para guru secara konsisten dan kontinyu. Letakkan penilaian berbasis kinerja sebagai ukuran prestasi guru untuk menjaga kredibilitas sekolah.


d.      Process and Support

Dalam “mengawal” proses aktivitas sekolah sebagai kepala sekolah  anda patut memastikan  bahwa tenaga pendidik dan kependidikan  aware akan informasi dan arah kebijakan sekolah dalam memberikan pelayanan prima pendidikan.Pastikan mereka menjalankan tugas sebagaimana mestinya termasuk  kemampuan mengerjakan ‘tugas –ekstra.Curahkan semua pemikiran positif dalam bentuk kata kata dan biarkan dengan guru berserta jajarannya tahu anda senang bekerja sama dengan mereka sekaligus ingin membantu mereka melampaui batas harapannya. Dengan demikian mereka merasa anda mensupport aktivitas mereka dalam bekerja.


Bagaimanapun juga cara anda memimpin mereka sangat berpengaruh terhadap motivasi kerja mereka.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Konsultasi Humas Pendidikan: 4 Ciri SDM Sekolah Tidak Berdaya Saing (2)

"Kank, Inovasi adalah kata kunci daya saing termasuk dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Lantas SDM seperti apa yang   t...