Selasa, 29 Januari 2013

Mempertahankan Operational excellence Eks RSBI, School Base Service Management Approach




 


 

 "kemudian Kami ganti kesusahan itu dengan kesenangan hingga keturunan dan harta mereka bertambah banyak, dan mereka berkata: "Sesungguhnya nenek moyang Kamipun telah merasai penderitaan dan kesenangan", Maka Kami timpakan siksaan atas mereka dengan sekonyong-konyong sedang mereka tidak menyadarinya. QS Al A’raaf 95

 
Kebutuhan mutu lulusan yang memiliki daya saing nasional dan internasional  semestinya menjadi keharusan termasuk  dengan berdirinya sekolah rintisan bertaraf internasional yang  belakangan terpaksa harus dihapus dengan beragam  alasan didalamnya.Meski pada awal berdirinya memiliki dasar hukum :



 pasal 50 ayat 3 UU No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional (UUSPN 20/2003 ) yang menyebutkan “pemerintah dan /atau pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan berstandar internasional”. Terlepas dari polemik  tentang ditutupnya RSBI ,pelayanan “unggul yang selama ini telah dilaksanakan semestinya harus dipertahankan.   

Secara kasat mata pada tahap  necessary stage pelayanan pendidikan RSBI,di mana kurikulum  sebagai bagian dari kegiatan pembelajaran disamping menggunakan  kurikulum Standar Nasional Pendidikan  biasanya juga mengadopsi kurukulum sekolah internasional ,Cambride,Oxford, Australia,Philipina,Tailand,Swiss atau Amerika serikat . Pada tahap ini   RSBI berusaha membedakan pelayanan pendidikan dwi bahasa dengan  pembelajaran dengan kurikulum internasional.

Dalam penggunaan buku teks  siswa diharus kan menggunakan buku  yang digunakan kurikulum negara yang diadopsinya menggunakan bahasa Inggris.   Sementara itu profesionalitas guru RSBI  yang sudah  semestinya telah mengikuti Training certificate  sesuai bidang yang diampu dari kurikulum induknya.

 Sedangkan sekolah penyelenggara RSBI  harus sudah terakreditasi A secara nasional dengan indikator unggul lainnya serta  harus  memiliki kriteria ketentuan indikator  yang ditentukan oleh OECD yaitu organisasi yang  memiliki  keunggulan bidang pendidikan serta lolos uji kelayakan dari negara yang kurikulum nya akan diadopsi.Dengan kata lain sekolah unggul yang dalam proses pelayanan pendidikannya sudah terseleksi secara internasional ini tentu saja memiliki competitive advantage bagi mutu lulusannya .

Pada tahap   student perceived operational,proses penyelenggaraan RSBI tidak cukup hanya berjalan apa adanya melainkan harus sesuai dengan standar yang disepakati dengan negara di mana kurikulum itu diadopsi. Mutu output RSBI semestinya memiliki kompetensi  sesuai standar kelulusan SNP  sekaligus dapat menggunakan bahasa inggris secara fasih terutama  dalam penguasaan ilmu yang dipelajarinya,memiliki daya saing global ,berwawasan serta piawai dalam pemanfaatan teknologi sesuai jenjang satuan pendidikan.

 RSBI yang dipersiapkan menjadi SBI : Ditjen Mendikdasmen  menggariskan bahwa  SBI harus memiliki sumber daya manusia yang profesional dan tangguh ,baik guru maupun kepala sekolah,tenaga pendukung (tenaga komputer ,laboran,pustakawan , tata usaha dsb). Profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan  ditunjukan oleh penguasaan bidang kerja ,etos kerja ,bahasa asing (bahasa Inggris khususnya) ,penguasaan TIK  mutakhir dan canggih bagi pekerjaannya berstandar internasional dan etika Global “. (Ditjen Mendikdasmen,2007) 

Keunggulan ini semestinya jadi pertimbangan penentu kebijakan khususnya dinas pendidikan terkait untuk outward looking melihat dari sisi harapan masyarakat dan alumni yang tengah berhasil memiliki daya saing global tersebut,dan mengambil langkah untuk mempertahankan mutu proses yang sudah diselenggarakan atau meningkatkan walau  mungkin RSBI sebagai brand  sudah dilarang.

 Level berikutnya penyelenggara RSBI tidak hanya pada sisi operasional saja melainkan ketahap distinctive operational service  dimata masyarakat  sekaligus bisa dibedakan dengan sekolah standar nasional atau sekolah internasional lainnya. Brencmaking dengan sekolah internasional daerah kota /kab/negara lain menjadi media untuk  terus meningkatkan pelayanan prima pendidikan di sekolah bersangkutan . Dengan demikian penyelenggaraan sekolah bersangkutan dapat membangun karakter siswa memiliki wawasan Kebangsaan  ,tereksplorasi multiple Intelligence  ,memiliki semangat berprestasi,dan memiliki keunggulan bersaing.

Tahap terakhir adalah menjadi sekolah yang Worldclass  dalam pelaksanaan  kegiatan pembelajaran ,beragam kegiatan yang memiliki daya global pada akhirnya mencetak mutu lulusan yang dapat diterima oleh masyarakat dunia lantaran pengetahuan,keterampilan dan sikap mental . Bahkan lebih dari itu para lulusannya berhasil menjadi inovator melalui karya kreatif yang telah didapatkan selama kegiatan belajar di mana siswa bersangkutan bersekolah .

Peran RSBI  yang pada tahap awal terbentuknya mempersiapkan mutu lulusan memiliki kompetensi  daya saing lebih unggul semestinya tidak boleh diturunkan mutu pelayanan pendidikan yang selama ini sudah berjalan.... Bagaimana pendapat anda ...?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Konsultasi Humas Pendidikan: 4 Ciri SDM Sekolah Tidak Berdaya Saing (2)

"Kank, Inovasi adalah kata kunci daya saing termasuk dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Lantas SDM seperti apa yang   t...