Case Study
Pendidikan
di Cina di arahkan agar dapat mengembangkan pada peserta didik memiliki sikap social
dalam bentuk pengabdian sosial. Model indivi di ideal di cina adalah individu
yang dapat mendedikasikan dirinya untuk membangun masyarakt baru di
CIna..Pengabdian social pada masyarakat dapat dilakukan dalam bentuk kerelaan
berkorban atau pengorbanan diri dan kerja keras.( Philip G Albach dkk)
Pendidikan
Di India ,mulai pada jenjang dasar ,menengah ,maupun tinggi ,pendidikan dI
India menonjolkan kesederhanaan .Secara fisik , bangunan maupun infrastruktur
pendidikan di negeri tersebut memiliki kondisi
sederhana bahkan dapat disebut memprihatikan.Namun dari segi mutu
,pendidikan tinggi di India relatif menonjol.Banyak perguruan tinggi di India memiliki reputasi internasional.Beberapa institusi
Indian Institude of Technology
(IITS ) telah diakui dunia akan standar pendidikannya. (Arif Rohman ,pendidikan komparatif )
Lifelong Learning C21st,concept
Concentrate on academic and personal success
of allpupils as means of enhancing the school’s reputation and satisfying society
‘s need . Invites the public to share in it.
Abstract
Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas ) dan Kementerian Agama (Kemenag
) telah menunjukkan komitmen dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia
melalaui pelaksanaan Sistem Penjamin Mutu Pendidikan (SPMP) sesuai Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 63 Tahun 2009. SPMP mendefinisikan penjamin mutu sebagai kegiatan
sistemik dan terpadu oleh satuan
/program pendidikan,penyelenggara satuan program pendidikan,pemerintah daerah
,pemerintah dan masyarakat untuk menaikkan tingkat kecerdasan kehidupan bangsa
melalui pendidikan . Buku Panduan Bos 2011-2012.
Sedangkan dasar hukum Akreditasi Sekolah adalah :Undang Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 60, Peraturana Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Pasal 86 & 87 dan Surat Keputusan Mendiknas No. 87/U/2002.
Sedangkan dasar hukum Akreditasi Sekolah adalah :Undang Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 60, Peraturana Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Pasal 86 & 87 dan Surat Keputusan Mendiknas No. 87/U/2002.
Akreditasi
sekolah mencakup penilaian terhadap sembilan komponen sekolah, yaitui (a)
kurikulum dan proses belajar mengajar; (b) administrasi dan manajemen sekolah;
(c) organisasi dan kelembagaan sekolah; (d) sarana prasarana (e) ketenagaan;
(f) pembiayaan; (g) peserta didik; (h) peranserta masyarakat; dan (1) lingkungan
dan kultur sekolah.. Achmad Topan
Implementation Strategic
Mutu
pelayanan prima pendidikan merupakan variable penting yang sangat menentukan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan di Indonesia Sekolah memegang peranan penting seebagai pelaku utama
penjamin dan peningkatan mutu pendidikan di tingkat satuan pendidikan.Melalui
lembaga pendidikan yang berkualitas akan
mencetak siswa –siswi yang memiliki life skill dan daya saing.Sedangkan Mutu Layanan Prima yang memberikan kepuasan
balajar siswa bukan sekedar persoalan perencanaan dan penganggaran Sekolah
/Madrasah ,melainkan terpenuhinya Standart Nasional Pendidikan.
Akreditasi
sekolah bukan soal penilaian adminitrasi sesuai standart yang berlaku
.Melainkan penentuan kualitas kinerja sekolah secara komprehensif yang dapat
membangun Brand Sekolah dari sisi
performance sekolah menghasilkan mutu lulusan yang dapat
diandalkan.Meskipun kenyataan dilapangan ,sekolah dengan akreditasi yang sangat bagus
belum menjamin sepenuhnya masa depan karir pendidikan lulusan nya.Dengan kata
lain adakah assurance dari mutu akreditasi
terhadap mutu lulusan yang merupakan akibat dari proses pendidikan disekolah
bersangkutan.
Menurut
hemat penulis ,sekolah yang bermutu
memiliki daya tarik yang tinggi
dan sekaligus image yang kuat dari sisi
siswa dan masyarakat.Sedangkan sekolah yang bermutu adalah sekolah yang berpengalaman memberikan pemberdayaan
siswanya melalui proses kegiatan belajar
mengajar yang berkembang sesuai tuntutan zaman. Sehingga alumni merasakan
kemanfaatan setalah mengikuti pendidikan disekolah bersangkutan.Inilah beberapa
tipe sekolah dalam membangun “Brand -Recognation” dari “konsumennya”.
Case Analysis
Pertama , Support Resource
Sekolah dengan Standart Pelayanan Pendidikan Nasional Yang Sudah terpenuhi
Standar yang dimaksud adalah standar
Isi,Proses .Kompetensi Lulusan ,pendidik dan tenaga kependidikan ,sarana
Prasarana,pengelolaan ,pembiayaan dan penilaian,sudah sangat memadai. Secara kuantitif
maupun kualitatif.Dengan demikian mereka tidak terlalu disibukkan dengan bagaimana memberikan
pelayanan pendidikan secara optimal lantaran didukung oleh resource yang sudah kuat. Sekolah yang sudah memenuhi kriteria tersebut
semestinya harus berhasik kompetensi ,talenta dan karakter yang optimal dari
siswanya.Sekolah dengan akreditasi yang mendekati sempurna semestinya dapat
menarik minat masyarakat ,dunia industry dan instansi lainnya untuk bekerja
sama sebagai mitra sekolah. Sehingga akreditasi adalah juga merupakan penilaian
nyata ,masyarakat pada umumnya. Tercermin dari mutu performance penyelenggara sekolah bersangkutan.
Kedua, Inovative “Curriculum ‘
Sekolah yang memiliki pengembangan kreatifitas dan
inovasi yang berkesinambungan .Mereka memang selalu unggul dibandingkan dengan
sekolah akreditasi yang sama atau diatasnya.Keunggulan mereka mungkin tidak
terletak pada sarana dan prasarana ,melainkan pada mutu proses pelayanan prima
dan mental attitude para guru. Guru
memiliki kecakapan yang memadai ,kompeten dan menguasai bidang ilmunya serta mengenali
dan menumbuh kembangkan ,kompetensi, talenta dan karakter siswa . Sehingga siswa menjadi
lebih bahagia dan bersemangat belajar. Sekolah lebih berpihak kepada input yang
uncredible source untuk dicetak menjadi siswa yang credible source sampai
menjadi spiritual source.
Sekolah
tersebut terukur dari efektifitas kegiatan pembelajaranny sehingga memberikan
kepuasan belajar siswa,kemudahan siswa menyerap mata pelajaran,semangat dan
kebahagiaan siswa dalam belajar serta
dapat mendorong siswa untuk memperdalam dan meningkatkan prestasi akademik dan
non akademik yang diraihnya.
Berdasarkan
pengamatan saya sekolah yang diburu masyarakat adalah yang dapat memberikan kepuasan memenuhi kebutuhan
pendidikan anak nya secara optimal sebagai manusia seutuhnya .Terutama
kompetensi real akademik,kecakapan hidup dan karakternya baik selama menjalin
proses pendidikan dan setelah lulus
nanti. Adapun saat ini dan di masa depan dengan semaiki beragamnya kebutuhan
dan tuntutan “konsumen “ sekolah tidak hanya boleh terjebak oleh “administrasi “
akreditasi .Dikarenakan konsumen tidak terlalu mengerti arti akreditasi ,proses
selama siswa itu menjalani pendidikan dan “ketangguhan” mutu alumni yang akan
menjadi pertimbangan .
Pentingnya
akreditasi menyesuaikan berdasar kebutuhan”pasar ‘ harus disertai evaluasi
kemampuan sekolah dalam mewujudkan visi-misi
pengembangan mutu proses layanan pendidikan dan mutu lulusannya. Seharusnya
system akreditasi sekolah bukan hanya menggunakan ukuran kelengkapan dari syarat
yang ditentukan,melainkan juga mutu pelayanan prima sekolah bersangkutan. Kenyataan
seseorang yang menyelokahkan anaknya tidak terlalu berorientasi pada akreditasi
,bahkan tidak perlu tahu akreditasi
sekolah,melainkan “gaung” proses pelayanan pendidikan dan
mutu alumninya. Seyogya nya sebaliknnya bagi sekolah yang mendapatkan puncak
akreditasi tentunya dapat memberikan jaminan mutu proses pelayanan pendidikan
dan kualitas mutu lulusannya.
Paradigma
tentang akreditasi sekolah saat ini dan masa depan sekolah semestinya tidak
hanya mengukur kelengkapan syarat
akreditasi secara kuantitaif dan kualitatatif ,melainkan juga kepuasan belajar
siswa,kepuasan masyarakat , efektifitas pelayanan prima pendidikan dan kepedulian
sekolah dalam meningkatkan inovasi pembelajaran berbasis kebutuhan dan
kepentingan terbaik siswa.
Meskipun penentuan akreditasi sekolah dilakukan secara normative,namun
pada kenyataan nya masih dijumpai
kelemahan . Wilayah Indonesia sangat luas dan memiliki keberagaman serta diversitas . Itulah sebabnya akreditasi semestinya juga
mengukur dan menilai pelayanan prima sekolah dalam penyelenggraan proses
pendidikan untuk kepentingan terbaik peserta didik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar