Kank Hari Santoso, Konsultan MSDM Pendidik |
Kank,
sekalipun secara ekonomi bisa dikatakan lebih dari cukup , namun perasaan
kecewa, cemas atau tidak nyaman sering saya rasakan sebagai pendidik, tanpa alasan yang berarti, apa yang sebenarnya terjadi dan bagaimana
mengatasinya.?
Jika anda merasa tugas
administrasi, kelakuan siswa , kurikulum , rekan kerja, kebijakan kepala
sekolah, dan semua yang berada
disekitar anda tidak seperti yang diharapkan, sangat boleh
jadi akan menambah kekecewaan dan
keresahan dalam menjalani profesi.
Akibatnya
akan menganggu kehidupan
pribadi seperti mudah terbawa perasaan, berpikiran negatif, selalu merasa
kecewa dan emosi negatif lainnya. Sehingga membuat anda makin tidak bahagia
dalam keseharian bahkan mengganggu kehidupan keluarga. Oleh karena itu
diperlukan upaya “tata kelola hati dan
pikiran dalam menghadapi stress sebagai guru, sebagai berikut:
1.
Sadari
tugas mendidik sebenarnya ketulusan melayani. Jangan terlalu berorientasi pada terpenuhinya harapan pribadi
kendati pun itu ideal menurut anda. Karena dalam hidup selalu ada keterbatasan
yang membatasi kewenangan dan kehendak kita. Jika anda mulai dapat membangun
kebiasaan untuk memberikan yang terbaik dari yang anda bisa untuk orang lain
terutama peserta didik maka anda akan merasa lega dan terbebas dari kecewa.
2.
Miliki
hasrat membangun relasi yang lebih baik kepada siapa pun terutama peserta didik. Kebahagiaan
akan anda dapatkan jika anda memahami pentingnya keterampilan interpersonal,
komunikasi dan persuasi dengan orang lain karena secara alamiah manusia makhluk
sosial. Jangan biarkan anda membuang waktu dan berkecil hati dengan situasi pergaulan
sosial. Anda akan lebih bahagia jika anda bertemu dengan orang orang yang suka
melayani dan orang orang yang anda layani dengan pergaulan yang lebih positif.
3.
Jangan
mudah “baper” hanyut oleh perasaan. Kekecewaan dan kecemasan seringkali muncul
karena anda lebih banyak menggunakan keputusan keputusan berdasarkan emosi. Akibatnya
tidak memberi manfaat yang berarti bagi anda dan orang laing menurunkan motivasi serta produktivitas. Perasaan
memang harus diperhatikan, namun jangan sampai mempengaruhi keputusan keputusan
penting, sebaliknya perasaan harus beradaptasi dengan keputusan yang sudah anda
tetapkan.
4.
Tidak
semua seperti yang anda pikirkan. Anak jaman sekarang
semuanya tidak sopan, semua rekan kerja selalu ‘cari muka”, kebijakan ini tidak
ada baiknya dsb. Semua asumsi yang anda buat hanya akan membuat anda akan
terpuruk dalam ketidakberdayaan yang
anda ciptakan sendiri. Jangan sembrono dalam mengambil asumsi, bukalah
cakrawala pandang pada keautentikkan kenyataan termasuk respek pada profesi dan
orang lain.
5.
Belajar
berterima kasih. Ketika anda dapat berterima kasih kepada
semua orang yang telah membuat anda
sampai seperti ini, anda akan lebih bahagia. Merasa puas dengan apa yang anda
capai akan membantu anda dalam menghadapi stres. Karena kesulitan, stres dan
tantangan adalah kenyataan hidup yang tak bisa anda hindari. Fokuskan pada hal
hal positif yang telah anda dapatkan sebagai rasa syukur kepada Tuhan. Agar
jiwa anda menjadi lebih tenteram.
Kebahagiaan
anda tergantung dari kebiasaan mental dan perilaku anda sehari hari,sesungguhnya
kebaikan itu dibangun melalui kebiasaan,
karena itu biasakanlah!.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar