Dari pengalaman saya “membimbing” ribuan guru dan ratusan
sekolah, saya makin percaya bahwa banyak sekolah berupaya bukan hanya membangun
kompetensi akademik tapi juga membangun
karakter dan akhlak peserta didik. Buat saya, pendidikan bukanlah hanya pengajaran teori sebagai sebuah kegiatan pembelajaran siswa.
Pendidikan bukan hanya sekedar mencetak ijazah! Juga bukan akreditasi atau
gengsi dari alumnusnya . Tapi, ia adalah sebuah kerangka berpikir yang
mengingatkan bahwa semua aktivitas
pendidikan sebenarnya harus dijalankan
dengan menumbuh kembangkan semua potensi
yang dimiliki peserta didik.
Kalau sekolah
anda fokus pada kegiatan program
prestasi akademik supaya para lulusan dapat diterima pada sekolah favorit
jenjang berikutnya apa pun yang Anda lakukan, haruslah ada paradigma peningkatan
softskill. Kenapa? Ya karena mereka yang mengandalkan prestasi akademik saja
akan kesulitan menghadapi persoalan hidup tanpa memiliki sikap mental yang baik
/soft skill. Jadi, siswa harus merasa bahwa dia tidak hanya menghafal
dan menguasai materi saja, melainkan sebuah paket manfaat yang selalu
memperhatikan aspek kognitif,afektif,psikomotor dan spiritual.
Begitu juga kalau Anda berada pada program kegiatan
peningkatan keterampilan/vocational . Seharusnya memang program kegiatan
pembelajaran berorientasi pada kecakapan hidup. Walaupun jumlah peminat dari
tahun tahun makin meningkat, tapi apapun program pembelajaran yang harus dilakukan supaya dipikirkan dampak jangka panjangnya terutama dalam pembentukan
karakter siswa.. Karena itu, lantas ada berbagai kegiatan pembentukan karakter
melalui kegiatan pembiasaan atau peminatan termasuk kepemimpinan melalui
kegiatan kepramukaan.
Bahkan, ada sekolah
yang menerapkan kartu pelajar pintar untuk membentuk karakter,budi pekerti dan
prestasi belajar siswa, sebagaimana yang telah dilaksanakan oleh SDN Rungkut
Kidul 2 Surabaya dengan Kepala
Sekolah Bapak Suhadi ,SPd ,MPd. Disekolah ini siswa diharapkan memiliki
disipilin diri melalui kartu pelajar yang dimilikinya sendiri selain juga
mengembangkan karakter kepemimpinan sebagai upaya self assessment atas perilaku sebagai peserta didik baik didalam
sekolah maupun diluar sekolah.
Peringatan untuk selalu tidak membuang sampah sembarangan
dan mengelolah sampah untuk lingkungan sekolah bersih sapai menghasilkan produk
hasil olahan sampah mendapatkan dukungan penuh walimurid dan masyarakat sekolah.
Sampai mengembangkan ecoprenuership alias kewirausahaan
berbasis ekologi sekolah dilakukan sekolah ini. Sekolah ini tidak hanya
mencetak anak dengan prestasi akademik saja tapi secara total membangun karkter
kepribadian anak sekaligus prestasi kompetensi
akademiknya bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar