“Mereka itu segera
untuk mendapat kebaikan kebaikan dan merekalah orang orang yang segera
memperolehnya “. QS Al Mukminun 61.
Tantangan terbesar sekolah
adalah keserasian antara tuntutan kurikulum dan perkembangan paradigm pembelajaran
dengan tuntutan transformasi pengetahuan.Apakah sekolah sanggup menterjemahkan
makna paradigma pendidikan,menjelaskan dan memprediksi berbagai isu dan trend
perilaku yang berkembang dimasyarakat nasional dan global Pemahaman akan pelayanan
prima pendidikan adalah sarana untuk menjawab analisis ,rasional dan pragmatis.
Pelayanan Prima Pendidikan
merupakan interaksi antara kebijakan pendidikan,manajemen sekolah dan
stategi pembelajaran.Strategi pembelajaran yang efektif harus mampu menganalisis
dan memecahkan isu isu pendidikan yang timbul,bukan hanya akademik namun
pembangunan karakter siswa.Sekurang kurangnya sekolah patut memperhatikan dua
cakup pelayanan prima pendidikan yang diselenggarakan di sekolahnya.Yaitu : 1
Fokus pada pencapaian target kompetensi dan prestasi yang ingin dikembangkan disekolah
itu 2.
Membangun kesadaran karakter team kerja
sekolah mengapa target itu harus dicapai.
Semakin banyak jumlah siswa yang ditampung dalam rombongan
belajar,semakin besar pula kontribusi disiplin pelayanan prima untuk menjelaskan
dan memecahkan berbagai permasalahan pendidikan disekolah bersangkutan.Artinya
seluruh aparatur sekolah dituntut dapat menjalankan pelayanan prima sudah
serasi dengan target sekolah dan harapan masyarakat..Jika yang terjadi
sebaliknya ,maka relevansi pelayanan prima pendidikan disekolah anda tidak
sesuai target dan harapan mereka.
Relevansi pelayanan prima pendidikan disekolah harus
menggambarkan tatanan pemikiran dal praktek standar pendidikan pada masa kini
maupun penyesuaian di masa depan ,sesuai Standar Nasional Pendidikan. Berikut elemen
pelayanan prima yang semestinya menjadi pedoman guru dan kepala sekolah dalam
menjalankan tugas profesinya.
- Falsafah Pendidikan
Paradigma fokus pada telenta siswa adalah implementasi dari
falsafah pendidikan Tut Wuri Handayani,pendidikan diharapkan dapat memberi dukungan
terhadap potensi setiap siswa. Tagunggung jawab penyelenggara pendidikan adalah
menjadi “kode etik” setiap kebijakan pendidikan disekolah bersangkutan.
Sekaligus menjadi patokan kinerja sekolah.
- Orientasi Pembelajaran
Pembelajaran harus dimaknai tidak sekedar
mengajar secara tradisional-klasikal dengan berceramah,Namun pembelajaran harus
diartikan membangkitkan rasa ingin tahu siswa dalam ilmu pengetahuan dan
teknologi sekaligus mengarahkan mereka untuk menguasainya. Strategi dan metode
pembelajaran harus dikembangkan agar siswa dapat memperoleh ilmu pengetahuan
yang berguna bagi masa depannya kelak.
- Ruang lingkup makna belajar
Pembelajaran tidak hanya transform
informasi dari guru ke peserta didik ,namun harus dapat memenuhi kebutuhan
berwujud dengan motif memperoleh ilmu pengetahuan dan akhlak mulia.Artinya guru
dan kepala sekolah menyediakan lingkungan sekolah ramah anak,sehingga anak
betah belajar disekolah bersangkutan.
- Perspketif Pembelajaran
Jika selama ini efektifitas belajar
dinilai dari kompetensi akademik guru atau senioritas pengalaman guru mengajar
bergeser kearah mental attitude guru
pada saat mengajar. Perspektif ini ini
dilandasi bahwa kebutuhan dan preferensi siswa bahwa guru yang dapat
memberikan rasa nyaman secara psikologis membuat siswa lebih betah belajar
daripada guru yang ditolak kehadirannya.Sekaligus guru yang dapat menjadi
motivator bagi siswa untuk meningkatkan daya saing berkelanjutan.
- Peran Masyarakat
Fungsi peran masyarakat dibutuhkan
bagi partisipasi dukungan dan dukungan
kegiatan sekolah. Mengingat waktu anak dirumah jauh lebih banyak keterlibatan
orang tua untuk menjadi pendamping,motivator serta supervisor pembelajaran dirumah ,amat dibutuhkan guna mendukung
prestasi anak disekolah. Karena itu pihak sekolah harus mampu merangkul orang
tua dan stake-holder lainnya untuk
kemajuan sekolahnya.
- Pondasi Pelayanan Prima Pendidikan
Paradigma pelayanan pendidikan
disekolah yang terdiri dari kebutuhan belajar siswa –strategi pembelajaran berdasar
kurikulum Standar Nasional Pendidikan dan analisis kondisi sekolah –strategi
keunggulan daya saing berkesinambungan .Paradigma
tersebut semestinya bergeser menuju value learning yakni menciptakan pelayanan yang dapat
membangkitkan prestasi akademik ,non akademik siswa ,berdaya saing dan
berakhlak.Sekolah tidak boleh hanya ribet dan ribut soal nilai hasil Ujian
Nasional Saja melainkan berfokus pada mutu proses pelayanan pendidikan selama
siswa belajar.Paradigma ini sangat sesuai dengan tuntutan dan tantangan zaman.
Perkembangan pelayanan pendidikan disekolah masih didominasi oleh pemahaman
bahwa mutu keberhasilan dinilai dari hanya peraih nilai ujian
nasional tertinggi,sehingga sekolah lupa memupuk profesionalitasnya yakni
membangkitkan setiap telenta ,potensi unik setiap siswa menjadi sebuah
prestasi membanggakan ….
Solatun Dulah Sayuti UNTUK KEPERLUAN PENGUKURAN...memang baru itu yang dapat dilakukan oleh para engineer kependidikan, memang kita masih memerlukan kemauan dan kemampuan tambahan untuk supaya menilai sesuatu itu tidak dari kulitnya saja
BalasHapussekitar sejam yang lalu · Suka
Heli Setiawati
HapusSebenarnya tidak sepenuhnya seperti itu. Kami guru di sekolah berusaha dengan sekuat tenaga untuk mengembangkan talenta siswa meskipun ada UN. Saya mengajar bahasa, tetapi saya tetap mengasah ke4 ketrampilan siswa sesuai dengan kurikulum yang berlaku, bahkan untuk melatih ketrampilan menulis, kami sudah memperkenalkan penelitian betulan dan melaporkan dalam bentuk karya ilmiah, begitu juga dengan ketrampilan lainnya. Banyak prestasi yang sudah didaptkan oleh anak bangsa melalui karya tulis ilmiah, tahun ini dari SMA Bali dan Jakarta bahkan mendapatkan juara 1 dan 2 dalam lomba karya ilmiah internasional. mereka dipanggil ke SanFransisko untuk pembagian hadiahnya. Hanya saja hal seperti ini gaungnya kalah dengan juara dangdut yg selalu disiarkan di TV...