“….., Allah melebihkan orang orang yang berjihad dengan
harta dan jiwanya atas orang orang yang duduk beberapa derajat…….” (QS . An
Nisa : 95)
“ The degree to which
a company is able to deliver a desirable costumer experience and to use
information technology, brand and
integrated communication and
entertainment to do so will largely it’s
success in the global market place of the new millennium “,Brend H
Schmitt.
“Motivasi belajar pada ekstrakulikuler sinematografi berawal dari hobi menjadi sebuah prestasi “,
pernyataan dari salah satu siswa yang mewakili sekolahnya berangkat ke Jepang untuk mengikuti ajang
kompetisi Festival Film Anak Asia . Ini
adalah salah satu kegiatan ekstrakulikuler yang diminati dan membuat siswa SMAN
1 Probolinggo betah untuk berkreasi
serta mengembangkan daya saing.
Pendapat Bapak Drs.Muh Suradji Chabir,MPd I Kepala
SMAN 1 Probolinggo menandaskan keberhasilan mengelolah keberbakatan anak sangat
bergantung pada sejauh mana kesungguhan
tenaga pendidikan atau tenaga pembimbing yang menyuguhkan suasana pembelajaran
yang menyenangkan dan memenuhi harapan
peserta didik. Salah ekspektasi peserta didik adalah diterima kebaradaannya
dalam segala bidang minat sehingga prestasi akademik dan non akademik membuat
sekolah ini memiliki daya saing global, global
competitivenes.
Sekolah yang menggunakan sisstem SKS ini mengimplementasikan model pelayanan
pendidikan “keteladanan ,akuntabilitas dan keterbukaan”. Keteladanan berarti
semua tenaga pendidik memiliki sikap dan
pola pikir yang kreatif dan inovatif
dengan kompetensi professional sebagai tenaga pendidik khususnya dalam kegiatan
ekstrakulikuler sinematografi kebanyakan adalah sarjana bidang TIK.
Akuntabilitas di
wujudkan dalam bentuk pemanfataan sarana dan prasarana serta pendanaan yang dapat di
pertanggungjawabkan termasuk dukungan dari wali murid. Sedangkan keterbukaan
berarti semua tenaga pendidik harus
welcome terhadap siswa maupun orang tuanya sehingga tercipta komunikasi dua
arah dan hubungan yang harmonis.
Untuk mencetak siswa yang berprestasi seperti prestasi
ekskur sinematogrfi dengan karya terbaik Festival Film Anak Se Asia di Jepang
agar terus terasah,sekolah tidak
memberikan syarat kusus bagi para siswa yang ingin mengikuti kegiatan eksur
tersebut. Syaratnya mereka memiliki minat yang kuat untuk mengikuti aturan main
yang telah disepakati dan memiliki kamera walau hanya sebatas kamera HP jadi
tidak memaksakan siswa untuk memiliki
kamera dengan criteria tertentu yang tentu saja harganya sangat mahal.
Disamping tentu saja kamera yang dimiliki sekolah yang sangat terbatas
jumlahnya.
Sementara itu kegiatan ekskur sinematografi tidak hanya berkutat soal keterampilan
memanfaatkan TIK khususnya kamera saja, melainkan juga mengandung soft skill diantaranya,keterampilan berimajinasi,kepekaan
terhadap kondisi lingkungan sekitar dan wawasan terhadap isu social kemasyarakatan. Sedangkan untuk life skillnya adalah kecakapan
kepemimpinan ,membangun motivasi,kerjasama tim dan mengelola konflik disamping
keterampilan teknis itu sendiri. sebagaimana
dikatakan oleh Norman Longworth dalam
bukunya Life long learning in action ,Transforming Education in 21 st Century “Theacher as anabler of learning through individualized active learning programmes
using motivational power of ICT and other
tools , new knowledge of how
people learn and management of all available resource”.
Ekstrakulikuler , wadah bagi kreativitas siswa bagian dari kegiatan pendidikan, persoalan
kompetisi adalah ajang untuk mendemonstrasikan kompetensi sedangkan prestasi
soal waktu pencapaian,itulah pelajaran yang bisa kita petik dari kegiatan
ektrakurikuler di SMAN 1 Probolinggo.
“Memberikan bekal kepada anak untuk peka dengan kondisi
lingkungan sekitar dan mengembangkan potensi diri menghadapi kehidupan nyata adalah salah satu
tugas pembelajaran disekolah” Kank Hari
Best Practice Global Education Consultant.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar