Banyak
sekolah hanya dapat dikenali dari nama,
alamat dan gratis saja oleh masyarakat,sementara sekolah pun kebingungan
mencari jati diri untuk memastikan karakter sekolahnya, positioning-differentiation - branding .Sehingga mereka menjadi tidak
memiliki arah membangun pelayanan prima pendidikan nya ,apalagi stigma bahwa
keberhasilan sebuah pendidikan
tergantung dari Nilai Ujian Nasional
sekaligus menjadi citra keberhasilan sebuah
sekolah .
Maka sekolah semakin jauh dari filosofi pendidikan yaitu menjadikan Karakter sosok manusia Indonesia
yang diinginkan,yang telah tertuang
dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Dalam Undang-Undang tersebut dinyatakan bahwa “Pendidikan
nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab”.
Seorang
humas dan kepala sekolah yang berkarakter tidak boleh hanya
berpikir bahwa membangun citra
sekolahnya dari berlomba mencetak siswa nya meraih nilai ujian nasional tertinggi saja apalagi jika diversitas dan
kesenjangan dalam input proses dan sarana –prasarana menjadi kendala.Tetapi
sudah semestinya mulai mempertimbangkan karakter unik yang dimiliki sekolah itu. Seorang humas
sekolah bukan” choosing what to do and
not to do” melainkan harus ‘full
of choice” untuk membangun citra
sekolahnya. Terutama menentukan ruh pelayanan pendidikan prima di sekolahnya.Prinsip
dasar kehumasan sekolah adalah strategi membangun reputasi kualitas
pelayanan prima pendidikan yang akan membuat sekolah memiliki citra
positif pada masyarakat, “brand- image “.
Seorang
Humas sekolah harus memiliki Education
Landscape ,sebagai dasar menentukan arah membangun citra sekolah
berkarakter .Inilah tahapan menyusun landasan dasar menentukan strategi kehumasan.
Pertama sekolah harus memilih fokus “karakter “,identity and integrity ,identitas dan aktivitas utama kegiatan yang akan dikembangkan dalam kegiatan
pembelajaran disekolah itu. Ambil contoh , Sekolah bisa menggunakan UU
Sisdiknas Pasal 37 ayat 1 PP Tahun 2005 .memilih salah satu atau
beberapa untuk mengembangkannya sebagai
karakter sekolah ,meliputi :
1. Kelompok Mapel Agama dan Akhlak Mulia.
2. Kelompok Mapel Kewarganegaraan dan Kepribadian
3. Kelompok Mapel Iptek
4. Kelompok Mapel Estetika
5. Kelompok Mapel Jasmani ,olah raga dan kesehatan .
Kedua ,Humas dan kepala sekolah harus
dapat meyakinkan internal public ,meliputi guru dan karyawan untuk
menjadi team yang solid melaksanakan filosofi atau karakter yang telah disepakati
sebagai basis utama kegiatan pelayanan
pembelajaran disekolah
bersangkutan. Team yang solid
harus dapat memahami ,menghayati dan menjadikan
karakter yang telah dipilih untuk semangat profesionalitas seorang pendidik di sekolah tersebut.
Sehingga aktivitas kegiatan pembelajaran berbasis karakter yang dipilih jelas
benar bias dilihat ,brand integrity and identity.
Ketiga , Humas sekolah harus dapat memilih
media promo untuk memperkuat karakter yang ingin dikomunikasikannya,baik
melalui media internal sekolah maupun media massa. Kegiqtan pentas seni atau
,even even yang memungkinkan sekolah dapat lebih dikenal adalah bagian dari
strategi komunikasi kehumasan sekolah.
Menjalin hubungan yang harmonis dengan orang tua siswa,dinas terkait,LSM ,Media
Masaa ,ikatan Alumni ,tokoh masyarakat
akan makin memperkuat disekolah
kejelasan karakter unik yang akan dikembangkan. Namun tidak ada yang
lebih penting yakni membuat siswa merasa puas dengan pembelajaran di sekolah
sehingga siswa dapat meraih pretasi yang optimal, akan mendatangkan banyak
dukungan dan pemberitaan sekaligus mendapatkan publikasi/promosi gratis atas prestasi
yang diraih. Disamping menjadi pembicaraan masayarakat yang membwa dampak
positif bagi sekolah.
Keempat ,humas sekolah harus dapat mennggunakan ICT sebagai
media komunikasi kehumasan mulai dari email,jejaring social FB /Twiter dsb,
blogspot , web site,youtube
dll.Komunikasi tertulis yang dapat mempengaruhi masyarakat pengguna
internet untuk mengenal lebih dekat dan
lebih dalam aktivitas sekolah sehingga dapat terjalin relasi,komunikasi dan
investasi . Disamping menggunakan ICT juga untuk pelayanan dan media komunikasi
internal antar karayawan –guru –dinas terkait ,siswa –guru- sekolah agar terjalin emotional attachment yang memperkuat keunggulan sekolah ,competitive advantage dalam mengahadapi dan persainagan disaat ini
inimaupun pada masa depan.
Humas
sekolah harus mampu membangun citra pendidikan berkarakter di sekolahnya,karena
pelayanan pendidikan prima berasal dari kepedulian ,care dan proses membangun reputasi sekolah aalah dengan kolaborasi
,collaboration .
“Inilah
materi yang saya bawakan dalam Pelatihan Humas Sekolah Dinas Pendidikan
Provinsi Jatim di Hotel Utami 29-30 Juni 2012.”